banner 728x250 banner 728x250

Catat! Desa Bukan Ban Serep Bagi Kota

  • Share
Pemekaran Desa. (Ilustrasi/Istimewa)
Keterangan foto: Pemekaran Desa. (Ilustrasi/Istimewa)

JAKARTA, infodesku.com – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengatakan, bahwa selama ini banyak pemikiran yang keliru tentang keberadaan desa. 

Dimana selama ini desa sering dipandang  hanya menjadi penyangga dan penyuplai kebutuhan masyarakat kota, mulai dari tenaga kerja sektor domestik, produk pertanian hingga tempat untuk menyimpan sampah kota. 

banner 728x90

Padahal menurutnya, pemikiran-pemikiran seperti inilah yang perlu diluruskan.

Hal itu ia sampaikan saat penyelenggaraan pertemuan nasional kepala desa yang bertema ‘Membangun Ekonomi dan Demokrasi dari Desa’ secara virtual, Rabu (15/09/2021), sebagaimana dilansir dari Portal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.

Lebih lanjut, Yudian menjelaskan, dalam kerangka berpikir seperti itu, pun banyak dari masyarakat yang sering ‘melihat’ desa sebagai masa lalu, dan bahwa suatu saat semua bakal beralih ke kota sebagai masa depan. Padahal tidak demikian.

Lebih dalam lagi, ia menuturkan, secara historis imajinasi politik dan hukum, desa bukanlah ‘ban serep’ bagi kota. Bahkan dalam sejarahnya, desa menjadi pusat perlawanan gerilya terhadap kekuatan militer kolonial.

“Imajinasi desa sebagai ruang yang damai dan penuh gotong royong seharusnya tidak dimaknai sebagai romantisasi sejarah saja, melainkan sebagai spirit dan cita-cita bersama sebagai bangsa untuk menjadi masyarakat yang menjunjung tinggi gotong royong,” ujarnya.

Yudian mengungkapkan, sejauh ini sudah banyak desa yang menunjukkan contoh-contoh terbaik pengelolaan wewenang dan  sumber daya. Menurutnya, ada banyak hal positif yang bisa dipelajari dari desa-desa di Indonesia, mulai dari transparansi penggunaan dana desa, isu pemberdayaan masyarakat hingga inovasi layanan.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), lanjut Yudian, memiliki tradisi yang hebat dalam memberikan insentif, penghargaan untuk desa-desa dengan prestasi terbaik.

“Kemendes PDTT juga memiliki pendekatan yang menarik, yang secara holistik mengembangkan desa dari berbagai sudut, seperti tangguh bencana dan mengarusutamakan Sustainability Development Goals (SDGs) perkasa PBB ke kebijakan Desa,” sebutnya.

Sementara itu, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar menyatakan, pihaknya juga terus berikhtiar menguatkan desa-desa menjadi harapan masa depan Indonesia.

“Seperti yang disampaikan oleh Profesor Yudian tadi, kita tidak lagi menempatkan desa sebagai masa lalu, justru sebaliknya kita harus menempatkan desa menjadi masa depan,” jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya selalu mengembangkan istilah ruralisasi, atau kembali desa. Menurutnya, dari berbagai kondisi yang dihadapi oleh bangsa dan negara, benteng teraman, terbaik dan terkuat adalah desa.

“Termasuk hari ini ketika bicara tentang kondisi pandemi yang melanda  dunia, ternyata desa memiliki daya tahan yang luar biasa, bukan hanya urusan kesehatan, bahkan urusan ekonomi pun seluruh sektor mengalami pertumbuhan minus kecuali pertanian dan semua tahu bicara pertanian adalah kehidupan di desa,” ungkap Halim. (FikA)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *